Mataram – Halo Bima. Wakil Ketua Komisi II DPRD Propinsi NTB, Abdul Rauf, ST, MM, menerima kunjungan anggota Komisi B DPRD Propinsi Jawa Timur dan Dinas LHK Jawa Timur, Jum’at, 01 Maret 2024.
Pertemuan yang juga diikuti oleh Dinas LHK NTB tersebut berlangsung di Ruang Rapat Pleno DPRD NTB, guna membahas masalah kebijakan pengelolaan Perhutanan Sosial di NTB, sebagai bahan perbandingan untuk pegelolaan Perhutanan Sosial di Jawa Timur.
“Komisi B dan DLHK Jawa Timur ini hanya ingin mendengar saja seperti apa pengelolaan Perhutanan Sosial di NTB, mulai dari progresnya, tantangan, masalah dan solusi-solusi atau kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Propinsi NTB dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada,” jelas Abdul Rauf.
Mengapa harus NTB?
Dilansir dari rri.co.id (12 Oktober 2023), ternyata NTB dinilai sebagai guru perhutanan sosial nasional. Disamping karena luas kawasan garapan yang luasnya mencapai 285 ribu hektar, keberhasilan dinas LHK NTB dalam menangani kompleksitas permasalahan perhutanan sosial di NTB, juga menjadi salah satu point yang menjadikan NTB sebagai guru perhutanan sosial nasional bagi daerah lain.
Contoh, kawasan hutan yang masih dikuasai perorangan akan diverifikasi melalui beberapa program hingga tahun 2023, sehingga melalui perhutanan sosial masyarakat tidak lagi diburu petugas kehutanan sebagaimana yang terjadi di Bima, NTB.
Di Jawa Timur sendiri penggarap Hutan Sosial sudah mencapai 129.627 kepala keluarga dengan luas area garapan mencapai 188.370,98 hektar. Jumlah di atas lebih kecil dari area garapan perhutanan sosial di NTB namun menjadi yang terluas dan terbesar di Pulau Jawa.
(Ihsan)