Halo Bima — Masalah persampahan di Kota Bima kian kompleks. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, produksi sampah per hari mencapai 150 meter kubik. Sayangnya, hanya sekitar 65 persen yang mampu ditangani setiap hari, sementara sisanya masih tercecer di lingkungan kelurahan.
Kepala DLH Kota Bima, Syarif Rustaman, mengungkapkan bahwa keterbatasan armada, tenaga, dan dukungan anggaran menjadi hambatan utama pelayanan kebersihan. Hingga kini, pelayanan pengangkutan sampah baru mampu menjangkau 35 dari 41 kelurahan di Kota Bima.
“Kami masih kekurangan personel dan peralatan. Saat ini, jumlah petugas kebersihan hanya 193 orang, yang harus membagi tugas untuk seluruh wilayah kota,” jelas Syarif.
Permasalahan makin diperparah oleh kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Oi Mbo yang sudah mengalami kelebihan kapasitas. Timbunan sampah di TPA disebut telah melebihi tinggi bak penampung hingga 4–7 meter.
Selain itu, dari pantauan di lapangan, petugas kebersihan masih banyak yang bekerja tanpa alat pelindung sesuai standar. Banyak di antaranya hanya memakai sandal jepit saat bertugas, meskipun seharusnya dilengkapi sepatu bot dan sarung tangan sebagai bagian dari Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja.
“Ini sangat memprihatinkan. Faktor keselamatan kerja juga harus diperhatikan, karena petugas berisiko tinggi saat menangani sampah di lapangan,” tambahnya.
Tidak hanya itu, truk-truk pengangkut sampah juga dinilai belum memenuhi standar. Banyak yang tidak menggunakan terpal atau jaring penutup, sehingga kerap kali sampah berjatuhan di sepanjang jalan menuju TPA Oi Mbo.
Menanggapi situasi ini, Wali Kota Bima, H A Rahman, menegaskan komitmennya untuk menuntaskan persoalan sampah. Ia menyebutkan bahwa dalam pergeseran anggaran tahun 2025, Pemerintah Kota Bima telah mengalokasikan belanja khusus untuk mendukung penanganan kebersihan.
“Kami akan dorong penanganan yang lebih sistematis. Masalah ini tidak hanya tanggung jawab DLH, tapi juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat,” ujar Wali Kota.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama dalam menciptakan lingkungan yang bersih melalui gerakan moral dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.