Wali Kota Luncurkan Gerakan “Kota Bima BISA” di HUT ke-23, Dorong Budaya Hidup Bersih dan Sehat

@halo.bima.official

Wali Kota Luncurkan Gerakan “Kota Bima BISA” di HUT ke-23, Dorong Budaya Hidup Bersih dan Sehat Kota Bima – Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Kota Bima, Wali Kota Bima secara resmi meluncurkan gerakan “Kota Bima BISA”, singkatan dari Bersih, Indah, Sehat, dan Asri. Gerakan ini menjadi langkah strategis dan kolaboratif dalam membangun budaya hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat Kota Bima. Dalam pidatonya, Wali Kota menegaskan bahwa gerakan ini bukan hanya slogan, melainkan gerakan moral, sosial, edukatif, dan strategis yang harus dijalankan bersama oleh seluruh elemen masyarakat. “Kami ingin menjadikan Kota Bima lebih bersih, sehat, layak huni, dan membanggakan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” ujarnya. Wali Kota juga memaparkan fakta krusial terkait kondisi pengelolaan sampah saat ini. Kota Bima setiap harinya memproduksi sekitar 150 meter kubik sampah. Namun, kapasitas layanan pengelolaan sampah baru mampu menangani sekitar 65% dari total tersebut. “Artinya, masih ada tumpukan-tumpukan sampah di lingkungan kita yang belum tertangani secara optimal. TPA Oi Mbo sudah over kapasitas, armada terbatas, dan personel kebersihan kita juga masih kurang dari ideal. Kita tidak bisa terus berada dalam situasi ini,” tegasnya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bima menyusun beberapa strategi utama dalam mendukung gerakan ini, antara lain: Peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah, dengan pengadaan 10 unit kontainer sampah, 5 unit dumptruck, dan 1 unit dozer. Penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Persampahan (RIPPS) untuk jangka waktu 20 tahun. Pemanfaatan teknologi melalui Command Center untuk memantau titik rawan sampah liar serta memberi sanksi moral dan edukatif. Pelibatan masyarakat secara partisipatif, agar warga turut mengawasi dan melaporkan pelanggaran. Kolaborasi lintas sektor, mulai dari akademisi, komunitas, sekolah, hingga RT/RW. Pengembangan sistem bank sampah dan ekonomi sirkular, guna mengurangi ketergantungan pada TPA dan menciptakan nilai ekonomi dari sampah rumah tangga. Wali Kota menutup pidatonya dengan keyakinan penuh terhadap kekuatan kolaborasi seluruh warga. “Jika semua elemen bergerak bersama, tidak ada yang tidak mungkin. Kota Bima bisa!” tutupnya optimis.

♬ suara asli – Halo Bima TV – Halo Bima TV

Halo Bima – Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Kota Bima, Wali Kota Bima secara resmi meluncurkan gerakan “Kota Bima BISA”, singkatan dari Bersih, Indah, Sehat, dan Asri. Gerakan ini menjadi langkah strategis dan kolaboratif dalam membangun budaya hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat Kota Bima.

Dalam pidatonya, Wali Kota menegaskan bahwa gerakan ini bukan hanya slogan, melainkan gerakan moral, sosial, edukatif, dan strategis yang harus dijalankan bersama oleh seluruh elemen masyarakat.

“Kami ingin menjadikan Kota Bima lebih bersih, sehat, layak huni, dan membanggakan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Wali Kota juga memaparkan fakta krusial terkait kondisi pengelolaan sampah saat ini. Kota Bima setiap harinya memproduksi sekitar 150 meter kubik sampah. Namun, kapasitas layanan pengelolaan sampah baru mampu menangani sekitar 65% dari total tersebut.

“Artinya, masih ada tumpukan-tumpukan sampah di lingkungan kita yang belum tertangani secara optimal. TPA Oi Mbo sudah over kapasitas, armada terbatas, dan personel kebersihan kita juga masih kurang dari ideal. Kita tidak bisa terus berada dalam situasi ini,” tegasnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bima menyusun beberapa strategi utama dalam mendukung gerakan ini, antara lain:

  • Peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah, dengan pengadaan 10 unit kontainer sampah, 5 unit dumptruck, dan 1 unit dozer.
  • Penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Persampahan (RIPPS) untuk jangka waktu 20 tahun.
  • Pemanfaatan teknologi melalui Command Center untuk memantau titik rawan sampah liar serta memberi sanksi moral dan edukatif.
  • Pelibatan masyarakat secara partisipatif, agar warga turut mengawasi dan melaporkan pelanggaran.
  • Kolaborasi lintas sektor, mulai dari akademisi, komunitas, sekolah, hingga RT/RW.
  • Pengembangan sistem bank sampah dan ekonomi sirkular, guna mengurangi ketergantungan pada TPA dan menciptakan nilai ekonomi dari sampah rumah tangga.

Wali Kota menutup pidatonya dengan keyakinan penuh terhadap kekuatan kolaborasi seluruh warga.

“Jika semua elemen bergerak bersama, tidak ada yang tidak mungkin. Kota Bima bisa!” tutupnya optimis.

Bagikan:
Scroll to Top