Abdul Rauf Tinjau Penjualan Sapi Qurban di Jabodetabek: Optimisme Tinggi, Namun Waspadai Persaingan Harga Tak Sehat

Halo Bima — Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Abdul Rauf, melakukan kunjungan ke sejumlah kandang sapi qurban milik warga NTB yang berjualan di wilayah Jabodetabek (23/5), termasuk di Tangerang, Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Peninjauan ini dilakukan sebagai bagian dari kepedulian terhadap keberlangsungan dan keuntungan peternak serta pedagang sapi asal NTB yang berpartisipasi dalam pasar hewan qurban nasional.

Dalam kunjungannya ke dua kandang di sekitar Tangerang dan Jakarta, Abdul Rauf menemui langsung pelaku usaha seperti H. Dafid Wera dan Adi Bahrudin Pela. Selain itu, ia juga melakukan komunikasi dengan pengelola kandang di Bekasi dan Bogor, seperti Syahwan Wan Sie, Muslim Tangga, dan Mustakim—mantan anggota DPRD Kabupaten Bima.

“Secara umum semua masih optimis penjualan akan laku semua. Bahkan ada yang sapinya tinggal beberapa ekor saja, meski masih ada juga yang 40–50% sapinya masih di kandang,” ungkap Abdul Rauf.

Dengan waktu penjualan yang masih tersisa sekitar dua minggu menjelang Idul Adha, sebagian besar pedagang menyatakan optimisme bahwa seluruh stok sapi qurban akan terjual.

Baca Juga :  Abdul Rauf Didapuk Jadi Ketua Umum Pencak Silat Putra Bima

Abdul Rauf juga menyampaikan adanya kekhawatiran para pedagang terkait praktik promosi yang dinilai tidak sehat. Salah satunya adalah penggunaan billboard besar oleh sejumlah lapak baru dengan harga miring, seperti Rp12 juta per ekor.

“Ini mengganggu psikologi pasar dan pembeli yang sudah memberi panjar di kandang lama bisa saja membatalkan transaksi demi mencari harga lebih murah. Ini tentu perlu diatur agar tidak terjadi banting harga yang akhirnya merugikan petani sapi sendiri,” tegasnya.

Ia mengajak seluruh pihak, termasuk para pengelola lapak dan pemerintah daerah, untuk memperhatikan hal ini agar mekanisme pasar tetap sehat, adil, dan saling menguntungkan.

Abdul Rauf juga menyebut telah berkoordinasi dengan tokoh diaspora NTB di Jabodetabek seperti Bung Syarif Kalepe, yang menyampaikan pandangan serupa terkait perlunya pengaturan promosi dan harga di lapangan.

Bagikan:
Scroll to Top