Kota Bima. Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan aset vital daerah untuk menyiapkan sumber daya manusia terampil siap kerja dan membuka lapangan pekerjaan. Maka sudah seharusnya setiap daerah memiliki Balai Latihan Kerja dan mendukung ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai demi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Di Kota Bima sendiri, kehadiran BLK baru terealisasi pada masa kepemimpinan H.Muhammad Lutfi, SE dan Feri Sofyan, SH. Hadir usai pandemi, BLK diharap bisa membantu terealisasinya program 10.000 lapangan pekerjaan sebagaimana yang dijanjikan Walikota dan Wakil Walikota Bima saat kampanye lalu.
Namun miris menurut Amirudin H. Muhtar, sarana penunjang bagi penyelenggaraan pelatihan di BLK Kota Bima masih sangat minim. Bahkan bisa dikatakan bahwa perlengkapan praktek Tata Boga, Kelistrikan, Otomotif dan Tata Rias sangat tidak memadai.
“Kemarin (Kamis, 3/08/23) saya turun silaturrahmi ke BLK dan melihat aktivitas pelatihan yang diselenggarakan disana. Meja saja tidak ada apalagi sarana dan prasarana lain seperti oven dll. Bahkan ada diantara alat itu merupakan alat pinjaman dari luar” ungkap Amiruddin.
Kondisi yang disampaikan Anggota DPRD Kota Bima dari Partai Hanura tersebut juga diamini oleh Kepala BLK Kota Bima, Sri Suarningsih yang ditemui Halo Bima di BLK Kota Bima, Jum’at, 4 Agustus 2023. Menurut Sri Suarningsih, untuk fasilitas pelatihan di BLK Kota Bima memang masih sangat kurang. Dengan peserta 16 orang perkelas, kompor yang tersedia hanya 2 dengan 4 tungku. Begitupun dengan meja besar yang baru tersedia 1 meja saja.
“Kalau untuk oven sebenarnya ada 1 yang baru kita beli. Tetapi oven ini oven manual yang bukan standar untuk pelatihan”, jelas Suarningsih.
Lebih lanjut Suarningsih menjelaskan bahwa selama 3 tahun, baru tahun 2023 ini BLK mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Bima. Sebelumnya, aktifitas pelatihan BLK diselenggarakan di bangunan Stikes sehingga agak sulit membuat perencanaan yang sistematis untuk penyediaan sarana dan prasarana BLK.
“Alhamdulillah sekarang BLK sudah punya gedung sendiri yang merupakan bekas bangunan SD Inpres Melayu. Tahun ini Pemerintah Kota Bima sudah membangun 1 aula dan tembok pembatas antara BLK dengan halaman sekolah disampingnya. Seperti yang dilihat diruangan ini, kami juga sudah mendapat bantuan beberapa alat perbengkelan dari Pemerintah Kota Bima” paparnya.
Suarningsih berharap, kedepan Pemerintah Kota Bima bisa membangun gedung Workshop untuk Otomotif, Kelistrikan, Tataboga dan Tata Rias. Bangunan bekas ruang kelas SD di BLK Kota Bima tersebut dianggap sudah tidak layak untuk dijadikan tempat pelatihan. “Masih luas area di halaman belakang BLK ini untuk dibangun Workshop. Kalau ruang kelas ini mungkin sebaiknya dirobohkan saja sehingga bentuk bangunan BLK nanti seperti leter U”. Harap Suarningsih.
Namun menurut Amiruddin, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bisa merencanakan penganggaran dengan skala prioritas terlebih dahulu. Ada banyak ruang kelas kosong yang bisa dimanfaatkan untuk pelatihan dan workshop untuk sementara waktu. Yang terpenting menurut Amiruddin adalah ketersediaan prasaran pelatihan seperti alat dan bahan.
“Pelatihan yang diselenggarakan di BLK itu adalah pelatihan yang membutuhkan praktek langsung, bukan hanya teori dalam ruang kelas. Ini yang harus kita pikirkan bersama demi mendukung terwujudnya visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Bima yang mencanangkan hadirnya 10.000 lapangan pekerjaan di Kota Bima” pungkas Amiruddin.
Hingga saat ini, BLK Kota Bima telah mencetak lebih dari 200 tenaga kerja terampil yang siap bekerja dan membuka lapangan pekerjaan baru. Alumni yang paling banyak terserap dalam dunia kerja adalah pelatihan Bahasa Jepang, dimana BLK Kota Bima telah bekerjasama dengan PT. Sahabat Indonesia Jepang (SJI) yang ada di Sidoarjo. BLK Kota Bima juga telah membangun kerjasama dengan PLN Bima untuk pelatihan kelistrikan dan penyerapan tenaga kerja pasca pelatihan.
“Jadi alhamdulillah, tahun lalu dibidang Otomotif para peserta mendapat peralatan usai pelatihan dari Kementrian Ketenagakerjaan RI sehingga mereka bisa membuka lapangan pekerjaan. Untuk yang bekerjasama dengan SJI sudah ada 100 lebih alumni yang dikirim ke Jepang dan akan menyusul 40 lebih lagi alumni BLK ke Jepang tahun ini. Sementara untuk kelistrikan insya Allah akan direkrut oleh PLN sesuai kebutuhan mereka.” Jelas Suarningsih
Tiga Tahun Beroperasi, BLK Kota Bima Minim Fasilitas – HLB02