Desak Bulog untuk Serap Jagung Petani, STN NTB : Jangan Hanya Janji

Kota Bima, Halo Bima — Serikat Tani Nasional (STN) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendesak Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera membuka kembali keran penyerapan jagung petani di Nusa Tengara Barat, khususnya di Pulau Sumbawa.

Irfan, Ketua NTB NTB
Irfan, Ketua STN NTB

Menurut Ketua STN NTB, Irfan, masih ada ribuan ton jagung petani yang belum terserap oleh Bulog. Para petani jagung masih menunda melakukan penjualan jagungnya kepada pihak swasta karena masih berharap diserap oleh Bulog dengan harga yang lebih baik.

“Kalau di swasta saat ini harganya maksimal Rp3.800 per kilogram. Petani sangat berharap penyerapan oleh Bulog dengan harga Rp5.000 per kilogramnya,” kata Irfan, Senin (27/05/2024).

Irfan menjelaskan, saat ini pihak Bulog tengah menutup penyerapan jagung dengan alasan kapasitas gudang Bulog sudah penuh.

“Pada bulan mei ini Bulog telah melakukan penyerapan jagung selama dua pekan, hingga akhirnya per tanggal 15 mei kemarin penyerapan itu dihentikan hingga saat ini. Alasan mereka gudang sudah penuh. Kasihan petani kalau seperti ini. Bisa rugi kalau petani harus jual jagungnya ke pihak swasta,” ungkapnya.

Pria yang juga merupakan Ketua Partai Prima NTB itu memaparkan, bahwa harapan petani terhadap Bulog ini sangat tinggi. Bahkan menurut Irfan, persyaratan pembelian jagung yang dikeluarkan oleh pihak Bulog dipenuhi oleh petani, walaupun persyaratannya cukup rumit dan menyusahkan.

“Petani siap penuhi persyaratan Bulog walau rumit. Misalnya harus membeli karung polos berkapasitas 70 kilogram, dijahit menggunakan mesin, alat tester harus sesuai standar Bulog, bahkan para petani rela merogoh kocek untuk membeli alat timbang digital. Karena kalau kurang dari 70 kiligram pada tiap karungnya akan ditolak oleh Bulog. Belum lagi harus benar-benar memastikan kadar airnya. Semua dipenuhi oleh petani karena berharap harga yang lebih baik dari Bulog,” jelas Irfan.

Baca Juga :  Ratusan Petani "Gedor" Kantor Wali Kota Bima, Tuntut Kenaikan Harga Jagung

Alasan Bulog menutup keran penyerapan jagung petani hanya karena persoalan gudang, Irfan menyarankan agar Bulog segera mencari gudang pengganti.

“Misal di Kota Bima ini, banyak gudang-gudang yang bisa disewa untuk menampung stok jagung petani. Persoalan kapasitas dan syarat gudang harus seperti apa, ya tinggal disesuaikan. Alternatif kedua, segera lakukan pengosongan gudang Bulog saat ini. Jagung yang sebelumnya telah diserap, segera dialihkan ke gudang Bulog yang lain, mungkin di Pulau Jawa. Intinya dalam hal ini, BUMN harus hadir sebagai penyelamat petani dan memberikan stabilitas harga,” tegas Irfan.

Irfan juga mendesak pihak Pemrov NTB untuk melakukan koordinasi dengan pihak Bulog terkait persoalan ini.

“Segera koordinasi, jangan sampai kerugian petani ini semakin besar. Bulog jangan hanya janji serap jagung petani,” pungkasnya.

(Agil/HLB 01)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *