Perempuan dan Baznas

• Oleh: Rangga Iskandar J., M.Pd | Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Bima

Perempuan sering dikenal sebagai sosok yang lemah, dengan status yang dianggap tidak lebih tinggi dibandingkan kaum laki-laki. Namun, kenyataannya perempuan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa mereka memiliki kekuatan, keistimewaan, dan potensi yang luar biasa.

Perempuan adalah pribadi yang sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan dan kesuksesan suami serta anak-anaknya, bahkan terhadap kemajuan agama. Sebagai contoh, Ummul Mukminin Khadijah r.a. telah membuktikannya dengan mendukung dan menyukseskan dakwah Rasulullah SAW.

Seiring berjalannya waktu, perempuan mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwa keberadaan mereka layak diperhitungkan. Kecerdasan serta kepiawaian perempuan Indonesia tidak bisa lagi dianggap remeh karena mereka turut berkontribusi besar terhadap pembangunan bangsa.

Zakat, infak, dan sedekah (ZIS) merupakan instrumen penting dalam menyejahterakan para mustahik atau penerima manfaat. Melalui berbagai kampanye, BAZNAS terus mengajak masyarakat untuk menunaikan zakat, infak, dan sedekah dengan tepat sasaran.

 

Mengapa harus perempuan?

Karena perempuan memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pertama kepada anak-anaknya. Bahkan, perempuan disebut sebagai “sekolah pertama” bagi anak-anaknya.

Perempuan diharapkan mampu memberikan edukasi kepada anak-anaknya tentang pentingnya menunaikan zakat, infak, dan sedekah di tempat yang tepat, yaitu melalui BAZNAS. Selain itu, perempuan juga diharapkan dapat membuka ruang-ruang obrolan ringan di berbagai komunitasnya untuk bersama-sama mengkampanyekan gerakan bayar zakat, infak, dan sedekah di BAZNAS.

Penulis percaya, ketika perempuan mulai bergerak bersama BAZNAS, akan tumbuh keyakinan bahwa setiap rumah tangga, setiap keluarga, akan menjadi bagian dari gerakan kebaikan: membayar zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS.

Bagikan:
Scroll to Top